Kamis, 01 April 2010

setapak berkabut


bimbang aku menapak jalan kecil
setapak ini ditutupi kabut tebal
enggan menipis
udara pun derajat beku
merindingkan bulu

kaki ini masih perih
jantung ini ngos2san
lelah berlari
lelah terjatuh
lelah menjadi tak berdaya

lelah pula bermimpi
akan ada rumah hangat
dengan secangkir teh panas
dengan semua kehangatannya
meghilangkan dingin ini

kaki ini mulai sulit digerakkan
mata ini sudah perih
pipi sudah membeku
gigi gemeletuk
dengan langkah terseok

kabut menipis
ia tak sendiri..
ia sial, sekaligus beruntung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar