Sabtu, 03 April 2010

mawar beracun


Mawar ini mengharum
Ketika kau selipkan di jemariku,
Wanginya memenuhi ruang paru ku
Masih.
Lembut kelopaknya masih terasa
Melewati kulit bibirku
Sensasi kebahagiaan memenuhi raga tubuhku
Sejenak...
Namun kini durinya terasa
Menusuk kecil
Kuabaikan di awal, wajar ketiku aku memegang setangkai mawar
Yang Tak kumengerti,
menajam detik demi detik
misterius menyakitiku
Membuatku takut
Mulai lupakan sensasi harum dan lembut
Lama aku berpikir
Menghawatirkan keberadaan racun di duri itu
Aromanya mulai membusuk, menusuk paruku
Bibirku menghitam ketika mencium kelopaknya
Kusadari sesuatu yang salah.
Mawarmu beracun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar