Senin, 06 Februari 2012

Kontemplasikah? atau .........

-
-fajar yang saya temukan di puncak bromo-



Kebutuhan itu nggak ada habisnya. Nggak akan pernah selesai kamu menginginkan sesuatu, memimpikan, mengagankan, dunia takkan mampu memberikanmu kepuasan yang penuh.

Belakangan saya sangat memahami betul kata-kata ini. Selepas kuliah, karena sudah tidak terikat dengan rutinitas, saya mencari pelampiasan kesibukan. Manusia itu makhluk pekerja, makhluk yang kalau tak bergerak tak ada faedahnya. Saya mulai mencari banyak hal yang menurut saya patut saya pelajari dan pahami. Suatu hal yang saya kurang paham dan memalukan kalau sampai tidak paham. Seperti biasa, internet menjadi andalan saya.

Topik pertama yang saya pilih adalah agama. Saya muslim, tapi saya merasa dangkal sekali mempelajarinya. Malah cenderung tidak berkelanjutan. Berikrarlah saya, saya kudu bisa jadi islam yg baik, saya mau anak saya (calon anak) bisa tumbuh dengan islam yang hangat, yang bener, yang menyenangkan yang menentramkan, yang membuat dia bangga telah beragama islam, namun tetap menghargai agama dan kepercayaan yang lain. Saya mulai rutin mengaji setelah solat 5 waktu dan menghafalkan beberapa doa doa. Mulai rajin dan berusaha membuat solat sunnah saya rutin. Sambil berdoa semoga bisa jadi istri yang solehah yang bisa memelihara keluarga dan suami saya sayang banget sama saya.hahhaha.

Saya belajar macem-macem, bahasa inggris, mandarin, jepang. Lewat youtube segalanya menjadi mungkin. banyak sekali manusia-manusia baik diluar sana, merangkum dan mencontohkan pelafalan sehingga mudah untuk saya tirukan dan hafalkan. manis. Betapa manusia bisa saling berinteraksi dan menghabiskan waktu bersama walau terkendala bahasa. Betapa kendala malah menjadi penyemangat yang kekuatannya berapi-api. Saya bersyukur dan memuji tuhan, terimakasih memberi kesempatan untuk menikmati gairah yang menggelora ini.

Pohon, kayu, daun, rerumputan, awan bergeser, angin, kicauan burung, air bening yang mengalir bergemericik lewat akar-akar pepohononan, subhanallah. Panorama alam selalu berhasil menghentikan waktu saya, untuk sekadar terdiam dan menikmati keelokannnya. mereka selalu menakjubkan saya, mengejutkan saya tentang betapa berpengaruhnya mereka terhadap batin saya. Secara tak bisa dipahami, untuk sekedar menyaksikan gunung dan bukit berbaris dengan posisi yang berseberangan dengan gradasi biru dan hijau yang kalem, diselimuti awan yang berserabut-serabut dan menggumpal dibeberapa sudut, sambil menyaksikan konser serangga dan burung burung hutan membuat hati saya adem dan entah mengapa sejenak ingin menangis. Sedikit berlebihan mungkin, tapi dada saya sesak oleh perasaan bunggah, tentram dan bahagia.

Dahulu, saya sempat memiliki mimpi, untuk berkeliling dan menikmati semua keindahan alam indonesia, tiap jengkalnya. Saya browsing lokasi dan situs backpacker, berkenalan dengan orang - orang menakjubkan, menjalin perkawanan hangat dan beberapakali berpetualang bersama. Hingga sekarang pun, saya masih berkontak dengan beberapa kawan instan ini, berkawan dengan mereka selalu berhasil menaikkan semangat saya. Mereka orang2 yang bersemangat dan berfikiran positif, namun rendah hati dan ringan tangan tanpa melihat siapa yang dibantu dan bagaimana mereka bisa mendapatkan balasan, sesuatu yang jarang saya temui dikebanyakan orang.

Saat itu gejolak masa muda saya sedang pasang. Rasanya tiap hari saya bersemangat dan mengebu2 ingin melakukan perjalanan kesini dan kesana. Tapi Allah berkata lain, Dia mengatakan tidak, lewat berbagai cara dan jalan. Saya letih dan berputus asa. Usaha saya mendapatkan pekerjaan juga tak mendapat gayung bersambut. Ketentraman dirumah juga tak saya dapatkan, terlalu jauh dan lama hidup dengan orang tua membuat semacam culture shock yg cukup berat.

Proses tidak akan pernah sia sia. Waktu takkan pernah kembali. Pengalaman selalu memberikan pelajaran berharga. lewat pertengkaran pertengkaran itu, saya tersadarkan betapa saya sangat menyayangi mereka, betapa mereka memikirkan dan peduli dengan saya. dan betapa kurang bersyukurnya saya selama ini. Menginginkan ini dan itu, tanpa memikirkan apa yang diinginkan oleh orang yang sangat menyayangi saya semenjak saya belum lahir di dunia. Betapa mereka kini semakin rapuh dan butuh saya untuk menguatkan mereka. Betapa mereka butuh dukungan saya, dan betapa saya ingin dan memohon untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka. bagaimana saya bisa luput melihat emas dan berlian di depan mata saya dan malah iri dengan rumput yang lebih hijau dan belum pernah saya jajaki sebelumnya. Saya sempat benar benar berlebihan mencintai alam hingga lupa saya tak hidup untuk itu. Saya hidup dan aman hingga sekarang adalah karena mereka, dan bodohnya setelah sekian lama saya baru paham, semoga saya satu2nya manusia bodoh di sini.

Beberapa perjalanan saya lakukan, mengikuti tes kerja, mengunjungi nenek di kampung, mengajar anak anak SMP dan SD, saya menemukan dan mendapatkan sesuatu yang sepertinya lebih berharga. Kasih sayang dan doa dari orang orang terkasih. Saya menikmati kebahagiaan yang melimpah ketika membuatkan soal2 untuk anak2 ajar, menikmati pelukan hangat dari nenek saya yang sudah lanjut, menikmati indahnya sang surya bercengkrama dengan awan awan pada sore hari lewat jendela bus, tangga di kos atau di pinggir jalanan kota besar. terasa sangat menyenangkan. Walau berbeda jauh dari apa yang saya inginkan dulu, masuk hutan dengan perlengkapan camping dan makanan seadanya, Jauh dari kebisingan kota, asap knalpot yang menyerupa kabut, sepi, hanya saya dan beberapa dari saya, menikmati bintang yang berkelap kelip penuh, alam yang sunyi dan magis.

Sepertinya masih akan menjadi mimpi saya, walau saya sudah tak seberlebihan dahulu. Lewat saya berpijak sekarang, sudah banyak sekali yang bisa dinikmati. Banyak sekali yang bisa membuat saya tersenyum dan menangis haru.

Kupu kupu yang cantik sekali, lukisan alami awan yang berubah-ubah dan menakjubkan, warna warna manis sawah di pinggiran kota, pohon besar dan tua di pinggiran kota, ya, saya cukup dengan semua ini, dengan semua sayang yang ada disekitar saya dihadirkan oleh tuhan saya, lewat cara dan jalanNya. Astaga, banyak sekali, terimakasih Allah, Alhamdulillahirrobil alamin-segala puji akan selalu teralamatkan padamu..

Fajar, semoga ini Fajar untuk saya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar