Kamis, 23 Juni 2011

suram di pagi yang cerah

Tadi pagi pukul 06.15 WIB saya ke kampus. Perasaan saya sedang sangat baik sekali, mood sedang menggelora dan hari juga sangat cerah dan matahari bersinar hangat dalam sejuknya malang di pagi hari. Pagi yang sempurna untuk berpetualang dan mengagumi indahnya dunia.

Sampai akhirnya tiba-tiba, 4 meter dari tempat saya berdiri seekor burung dara jatuh. Kaget, saya langsung menghampiri dan memungutnya. Pikiran buruk saya menyumpahi, siapa yang menembak. Tapi saya salah,tak ada sedikitpun luka ditubuhnya. Tak ada darah dan luka, dia hanya tak terbang dan lemas. Gundah dan marah sekali rasanya. Siapa yang bertangggungjawab atas ini? Saya lebarkan sayapnya, kemudian dia menolak dan menghempaskan. Dia hanya terdiam dalam genggaman saya.

Beberapa menit kemudian ada sekumpulan lelaki memanggil, mereka memiliki burung dara dengan kondisi sama. Dan saya sempat berfikir mereka yang bertanggung jawab. Saya membalas sapaan mereka dengan kasar, saya marah sekali. Tapi ternyata mereka sama tak tahunya dengan saya. Saya semakin berantakan. Saya ingin membatalkan perjalanan dengan teman dan merawat kedua burung dara lemah itu. Tapi mereka malah mengempesin niatan saya, “burung itu sudah lemas mbak, sudah tua” dll. Saya ingin marah. “digoreng saja,” katanya lagi. Saya ingin lempar mereka pakai sendal.

Di sisi lain saya tidak nyaman untuk membatalkan perjalanan yang saya rencanakan dengan teman-teman. Saya benar-benar benci pada diri saya yang seperti ini. Menginginkan tapi tak bisa melakukan, apalagi karena faktor internal diri saya sendiri. burung dara putih itu semakin lemas, kepalanya semakin tak kuat untuk tegak. Tubuhnya bergetar, mata saya mulai meleleh. Dan mereka menertawakan saya. Sepanjang perjalanan liburan, saya terbayang-bayang terus. Saya ingin merawat keduaa burung itu. Saya sayang sama mereka. Saya sebal sama saya sendiri.hufff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar