Jumat, 17 Juni 2011

processing....ended,

Kukira terduduk berbeda dengan didudukkan
Terduduk ketika menatap senja menyala
Terduduk ketika kekasih menggengam erat
Menundukkan kepala dan tersipu
Berbagi senyum, tawa dan tangis

Kemudian bagaimana dengan didudukkan? Didudukkan di meja penghakiman. Siapa kau berhak menghakimi? Manusia saja sama kita, hanya beda keberuntungan. Berbeda peran, hei sutradaranya masih sama dan selalu sama. Aku bukan religius taat yang mampu mencerahkan batin dan kembalikan kau pada cahaya. Tentu saja aku tak berguna ketika duduk di kursi pesakitan seperti ini. Itu bagimu, dan aku tahu kau takkan pernah benar-benar yakin. Apa mulai bertanya tentang aku yang naik darah? Sepertinya sedikit iya. Tapi saya tak ingin emosi ini menelikung seperti jubah hitam itu menelikungmu.
Menjadi berbeda, salah dan benar adalah sebuah sudut pandang yang baik kau dan aku takkan pernah benar-benar yakin. Pernahkah kau yakin 100 persen? Lalu aku mendengar anggukan mu. Ya yang lemah itu. Dan ya menurutku lagi.

Ku hargai dan sambut itu dengan lembayung fajar, layak malam menjemput bintang.

2 komentar:

  1. waduuuuuuuuuuuuuh,
    bahasane reeeeeeek
    kelas tinggi
    *perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengerti
    :)

    BalasHapus
  2. hahaha,,
    lalu, sudahkah mengerti?

    ono2 bae mas Nang,..ckckckck

    BalasHapus