Senin, 20 Februari 2012

repetitif belaka

http://pratama23.student.umm.ac.id/files/2011/11/malaysia_2007_1175701740_tropical-rain.jpg

Hujan sore ini sungguh cukup deras dan menyegarkan. Saya memainkan tangan saya di bawah tetesan hujan yang turun. Udara sangat sejuk, angin berhembus segar, dan langit sedikit mendung, tapi masih menyisakan cahaya oranye dengan brightness yang tak kurang.

Rasanya begitu menyenangkan. Air hujan begitu dingin dan sejuk, entah kenapa rasanya kesejukan itu mampu merambat dari telapak tangan saya menuju pikiran dan jiwa. Sesaat yang lalu saya sedang buruk, tapi sekarang total menjauh dan menjadi sejarah.
Sejenak saya begitu bersyukur, betapa terberkatinya saya bisa menikmati hal-hal sederhana semacam ini. Malahan menurut saya sangat romantis. Terimakasih Allah SWT, atas keromantisan ini. Hambamu ini benar-benar merasakan kebahagiaan yang tak mampu terdefinisi, sepertinya kerena terlalu menyenangkan. Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah..........

Entah datangnya dari mana, tiba tiba saya tak sebahagia sebelumnya. Saya berfikir, bagaimana saya bisa begitu senang? mungkin saja orang di tempat lain begitu bersedih dengan hujan. Mengharapkan hujan segera reda dan matahari segera bersinar cerah. Saya mulai membayangkan beberapa orang yang keadaan atap rumahnya bocor atau terancam banjir dll. Saya merasa sedikit bersalah bersenang-senang sendiri.
Tapi kemudian saya berfikir lagi. Kita semua pernah sedih, pernah putus asa, patah hati dan merasa kecewa. Tuhan selalu adil, kita saja yang selalu ingkar dan tak memiliki kecerdasan untuk memahami secara gamblang.

Hujan ini, ketika kita maknai sebagai berkah dan kenikmatan, kita akan menemukan diri kita dalam kebahagian yang damai dan tentram. Beda jika kita langsung sebal, cucian nggak kering, montor perlu dicuci dll, hidup kita bakal mengesalkan dan suram.
Saya memutuskan menerima cinta yang dititipkan tuhan lewat tetesan dan pijatan hujan yang turun dari langit. Mengingat kembali cerita tentang syukur dan berkah. Bahwa cobaan datang dengan sebuah maksud, sebuah pesan. Cobaan datang untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Sambil berusaha meresapi tiap kesejukan yang timbul dari rasa syukur kepada cobaan.

Masalah dan cobaan, selalu berat, mengesalkan dan mungkin memuakkan. Mungkin saya akan belajar melihat mereka sebagai kawan, partner magis yang dihadiahkan tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Ya, saya akan mencoba. Engkau selalu melihat, Engkau selalu berbisik, dan Engkau selalu menjaga. Terimakasih Tuhanku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar